Bendera merah putih merupakan bagian dari sejarah Indonesia yang tidak akan pernah bisa terlupakan. Sejak kecil, pasti Anda sudah melihat bendera merah putih selalu dikibarkan setiap upacara sekolah, peringatan hari besar, event olahraga, atau upacara kemerdekaan. Namun, apakah Anda tahu bagaimana kisah asal-usul kehadiran bendera ini?
Hingga saat ini, bendera merah putih menjadi simbol negara yang harus dihormati. Salah satu caranya yaitu dengan mengenali bagaimana terciptanya bendera pusaka ini. Untuk itu, mari kembali mengenang bagaimana terbentuknya Sang Saka Merah Putih.
Awal Mula Terbentuknya Bendera Merah Putih dalam Sejarah Indonesia
Perlu diketahui bahwa bendera merah putih ternyata sudah ada sejak zaman kerajaan. Pada zaman tersebut, panji perang berwarna merah dan putih ini sudah banyak dipakai oleh banyak kerajaan, di antaranya Singasari, Majapahit, serta beberapa kerajaan Islam.
Penggunaan simbol berwarna merah dan putih ini kemudian terus digunakan oleh para pejuang daerah, cendekiawan, hingga nasionalis, dan terus berlanjut hingga bangsa Indonesia sudah merdeka seperti saat ini.
Pastinya, Anda sudah pernah mendengar bahwa bendera merah putih pertama kali dijahit oleh Ibu Fatmawati dan dikibarkan pada tanggal 17 agustus 1945.
Bendera tersebut dijuluki dengan nama Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera ini terus dikibarkan pada setiap upacara peringatan kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka sampai tahun 1968.
Selanjutnya, bendera tersebut disimpan dan diganti dengan bendera replika berbahan sutera. Bendera itulah yang kini Anda saksikan dalam upacara pengibaran 17 Agustus setiap tahunnya. Bendera pusaka yang asli disimpan di Monumen Nasional karena sudah rapuh dan pudar.
Sebelum itu, bendera merah putih pernah dibagi menjadi dua bagian terpisah. Hal ini sengaja dilakukan untuk menghindari penyitaan oleh militer Belanda pada agresi militer Belanda I di tahun 1947.
Pada saat itu, Presiden Soekarno memerintahkan agar Bendera Pusaka disimpan oleh Husein Mutahar dengan keadaan dibuka jahitannya. Jadi, bagian warna merah dan putihnya terpisah. Kemudian, dibawa ke dalam tas yang berbeda. Cara ini berhasil membuat bendera bisa berkibar dan kembali selamat sampai ke ibu kota.
Kini, Bendera Merah Putih sudah resmi diatur dalam Undang-Undang sebagai lambang negara. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009. Dalam undang-undang tersebut, dijelaskan mengenai ketentuan ukuran, hingga tata cara pengibarannya yang benar. Salah satunya, dilarang mengibarkan bendera yang sudah robek, rusak, atau luntur.
Makna dari Warna Bendera Merah Putih
Setelah mengetahui bagaimana asal-usulnya dalam sejarah Indonesia, apakah Anda tahu apa makna dari warna bendera merah putih? Menurut Ir. Soekarno, warna merah dan putih ini sangat kental akan makna filosofis. Warna-warna tersebut tidak begitu saja diputuskan.
Ia mengatakan jika warna merah putih berasal dari awal penciptaan manusia, yaitu merahnya darah seorang wanita, putihnya sperma seorang laki-laki. Matahari berwarna merah, bulan berwarna putih. Demikian Soekarno mengatakan makna dari warna bendera merah putih.
Soekarno juga menuturkan jika tanah di Nusantara ini memiliki warna merah, dan tumbuhan di sekitarnya memiliki getah berwarna putih. Soekarno juga melanjutkan bahwa merah adalah lambang berani dan putih adalah lambang suci.
Ukuran Bendera Merah Putih
Tidak semata-mata berwarna merah putih lantas dianggap bendera. Pasalnya, bendera merah putih memiliki ukuran tersendiri. Bendera merah putih yang pertama memiliki ukuran 276 cm x 200 cm. Kini, sudah ada ketetapan resmi dalam UU yang mengatur ukuran bendera.
Bendera Merah Putih memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran 2:3. Bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih. Untuk ukuran bendera yang digunakan di lapangan Istana Kepresidenan yaitu 200 x 300 cm. Sementara itu, ukuran untuk penggunaan lapangan umum yaitu 120 cm x 180 cm.
Demikian sejarah Indonesia mengenai asal usul bendera Indonesia. Dengan mengenali bagaimana kisahnya, Anda sudah ikut menghormati dan menghargai perjuangan para pahlawan di masa lalu.