Menurut ekonom senior Chatib Basri risiko perekonomian Indonesia akan dihadapi dalam jangka pendek maksimal 2 tahun kedepan. Tantangan seperti ini harus dihadapi sehingga semua pihak perlu mewaspadai sekaligus mempersiapkan diri.
Ada banyak hal yang akan terkena dampak dari risiko seperti dalam sisi domestik maupun global ditengah tingginya tingkat volatilitas. Sebagai pelaku ekonomi tentu Anda harus mencermati betul apa saja risiko yang dimaksud agar benar-benar siap menghadapi.
6 Tantangan dan Risiko Perekonomian Indonesia Akan Dihadapi Jangka Pendek
Setidaknya ada 6 jenis tantangan dan risiko perekonomian di Indonesia yang harus siap dihadapi oleh semua pihak. Tantangan tersebut bisa dari dalam negeri maupun luar negeri yang akan dijelaskan detail berikut ini.
-
Transmisi Pemerintahan
Pada tahun 2024 transmisi pemerintahan akan terjadi dan hal ini tidak bisa dihindari setiap 5 tahun sekali. Transmisi pemerintahan tentu menyebabkan munculnya berbagai kebijakan baru yang harus disesuaikan oleh semua pihak.
Meskipun begitu transmisi pemerintahan termasuk dalam risiko perekonomian Indonesia tingkat rendah. Karena proses pemilu pada tahun 2024 sudah sering terjadi di Indonesia sehingga proses penyesuaiannya tidak akan terlalu berdampak.
Hanya perlu menyesuaikan aturan serta kebijakan baru dari pemerintah yang tentunya dengan gaya kepemimpinan berbeda. Diharapkan siapapun presiden dan anggota dewan terpilih bisa membawa perekonomian Indonesia menjadi kearah lebih baik.
-
Perlambatan Ekonomi China
Risiko kedua ini termasuk dalam kategori rendah juga yaitu terjadinya perlambatan ekonomi China. China merupakan negara yang menjadi mitra negara-negara lain di ASEAN dalam skala besar dan di berbagai bidang. Jika China sebagai mitra mengalami perlambatan ekonomi maka negara-negara yang bekerja sama tentu akan merasakan pengaruhnya.
Termasuk negara Indonesia sehingga menjadi risiko perekonomian Indonesia namun dalam skala rendah. Melemahnya ekonomi China tentu berpengaruh pada kinerja atau permintaan ekspor bahan baku serta lainnya. Jika perlambatan di China 1% maka di Indonesia akan merasakan dampak perlambatan sebesar 0,3%.
Dari gambaran tersebut tentu sangat mudah dipahami bagaimana pengaruh ekonomi China terhadap ekonomi Indonesia dan negara-negara Asean. Hal ini karena dipengaruhi oleh kerjasama dalam berbagai bidang di dua negara sehingga harus saling menjaga kestabilan ekonominya.
-
Suku Bunga Kebijakan Bank Central AS dan Eropa
Salah satu risiko perekonomian Indonesia memiliki pengaruh rendah namun tetap bisa dirasakan dampaknya yaitu dari suku bunga. Kebijakan suku bunga dari Bank Central AS dan Eropa ternyata memiliki pengaruh penting terhadap bertumbuhnya ekonomi Indonesia. Tingginya tingkat suku bunga the Fed tentu berdampak pada likuiditas mengetat khususnya di negara-negara Asean.
Para pemilik uang atau investor tentu akan semakin memperhatikan peluang dan lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan. Informasi menarik yaitu sekitar semester kedua tahun 2024 banyak pihak memperkirakan kalau suku bunga The Fed akan mengalami penurunan. Kenaikan dan penurunan suku bunga Bank Central AS dan Eropa dipengaruhi oleh ekonomi global seluruh dunia.
-
Finansial Spillover
Finansial spillover yaitu sebuah fenomena ekonomi disebabkan oleh dampak dari kebijakan ekonomi sebuah negara berpengaruh pada negara lain. Biasanya dampak tersebut akan dirasakan oleh negara lain melalui jalur keuangan dan jalur perdagangan di sebuah negara.
Adanya sebuah risiko perekonomian Indonesia jika yang membuat kebijakan adalah negara-negara besar yang menjalin kerjasama seperti AS dan China. Seperti contohnya perang Rusia – Ukraina, Perang Israel – Palestina serta kebijakan besar dibuat oleh Amerika Serikat.
Ketidakpastian keadaan di AS maupun negara-negara yang tengah mengalami konflik tentu memberikan dampak besar bagi perekonomian. Sebagai negara berkembang tentu Indonesia harus siap dengan berbagai kemungkinan termasuk kenaikan harga minyak dunia.
-
Perang Dagang AS dengan China
Perang dagang antara AS dengan China sebenarnya memiliki risiko perekonomian Indonesia namun juga ada dampak positifnya juga. Perang dagang dua negara besar memang akan sangat berpengaruh terhadap negara kecil seperti Indonesia. Adanya perang dagang kedua negara ini membuat ekspor dari China tidak akan mudah masuk ke Amerika Serikat begitupun sebaliknya.
Padahal peluang pasar AS sangat besar sehingga menyebabkan peluang besar bagi negara lain untuk bekerjasama. Kesempatan ini bisa dimanfaatkan oleh negara-negara Asia Tenggara untuk mencari investasi menguntungkan ke negara lain seperti Vietnam, Thailand termasuk Indonesia. Kesempatan yang didapatkan Indonesia tentu memiliki peluang bagus yang harus dimanfaatkan secara maksimal.
-
Meningkatnya Harga Energi dan Komoditas
Terjadinya gejolak di negara-negara maju termasuk perang dan pecahnya dukungan ke negara sekutu membuat perekonomian tidak stabil. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan harga energi dan berbagai komoditas yang dibutuhkan.
Jika harga energi meningkat maka akan menyebabkan berbagai kenaikan harga barang dan jasa sehingga meningkatkan inflasi. Keadaan seperti ini membuat daya beli masyarakat menurun dan para pengusaha akan kesulitan dalam mencari keuntungan.
Ketenangan dan kestabilan ekonomi sangat dibutuhkan agar semua negara-negara bisa bekerjasama dalam meningkatkan kesejahteraan. Maka risiko perekonomian Indonesia harus benar-benar diwaspadai dan dipersiapkan agar dampaknya bisa diminimalkan.